Analisis Peluang Usaha Laundry


Ada dua macam sistem usaha laundry, yaitu laundry waralaba (franchise) dan usaha yang anda dirikan sendiri dengan sarana dan prasarana milik sendiri. Kedua jenis sistem ini sama – sama mudah untuk dijalankan dengan metode kiloan.
Usaha laundry dengan sistem franchise dapat anda pilih sebagai badan usaha milik sendiri yang dapat anda lebarkan gerak usahanya dengan merekrut mitra usaha sebagai franchise. Namun bentuk atau jenis usaha ini tentu menghabiskan dana yang banyak.
Sebagai gambaran awal, baik pihak pemilik franchise atau disebut franchisor dan pemakai franchise atau franchisee, sama – sama mendapat kemudahan dan keuntungan. Bagi pemilik franchisor, dia akan terbantu oleh franchisee dalam menambah jumlah pelanggan tanpa bergerak sendiri, dan otomatis akan menambah pula omzet dibanding berjalan usaha tanpa mitra. Sedangkan pihak franchisee cukup menanam beberapa dana sebagai syarat dari pemilik franchisee, sementara dalam hal mendapatkan pelanggan atau konsumen tidak terlalu sulit. Artinya, pelanggan sudah menaruh kepercayaan pada usaha laundry franchise yang sudah memiliki brand yang bagus. Sehingga dapat dikatakan bahwa franchise hanya tinggal meningkatkan pelayanan yang bagus dan kinerja yang lebih profesional walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa sang franchise juga masih perlu mencari dan menambah pelanggan supaya pendapatan atas bagi hasil dari kerja sama ini bisa ditingkatkan.
Dalam sistem franchise, pihak franchisor meminjamkan nama usahanya yang sudah besar kepada franchisee dengan beberapa syarat. Sementara, pihak franchisee menggunakan nama dari sang pemilik waralaba laundry (franchisor). Sistem ini berkembang karena sebagian orang berpikiran bahwa dengan menggunakan nama usaha laundry yang sudah besar akan memudahkan promosi dalam memperoleh konsumen atau pelanggan.
Selain dengan sistem franchise, anda juga bisa membuka usaha laundry sendiri dengan modal dan alat secukupnya. Akan lebih murah lagi jika usaha ini berlokasi di rumah sendiri sehingga anda hanya perlu membeli peralatan operasional saja. Namun, tentu saja skill dan kesiapan mental usaha harus sudah dipersiapkan dengan rapi dan matang mengingat dengan sistem ini, segala sesuatu harus anda atur dan atasi sendiri.
Keuntungan dalam mengelola laundry milik sendiri tentu bisa diraih dengan lebih cepat dan mudah. Selain pendapatan tidak harus dibagi – bagi, segala sesuatunya pun dapat anda kelola sendiri. Berbeda halnya dengan bentuk usaha laundry waralaba, dimana anda harus terikat pada peraturan, mulai bagi hasil keuntungan hingga kegiatan operasional.
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa pada awalnya, bisnis laundry diperuntukkan oleh masyarakat kalangan menengah atas. Artinya, orang – orang yang menggunakan jasa laundry hanyalah berasal dari orang – orang kelas atas alias orang kaya saja. Hal tersebut didasarkan fakta bahwa dahulu, orang – orang yang memiliki baju berkualitas adalah orang – orang dari kalangan menengah.
Akan tetapi sekarang, jasa laundry tidak hanya diperuntukkan bagi kalangan elite maupun eksekutif, tetapi telah mewabah ke kalangan nonelite, seperti Mahasiswa, masyarakat umum, dan karyawan. Selain itu, jasa laundry pun memberikan layanan yang spesial kepada golongan tersebut, yaitu hemat khas anak kos.
Laundry hemat ala anak kost adalah jenis bisnis laundry kiloan. Dalam hal ini, satuan yang digunakan ialah kiloan. Konsumen hanya perlu mengeluarkan biaya mulai Rp. 2.000,00 sampai Rp. 3.500,00 per kilogram baju yang dimasukan ke jasa laundry. Harga tersebut tidaklah terlalu mahal untuk kalangan anak kost (Mahasiswa atau karyawan).
Sebuah situs (www.trullyjogja.com) melaporkan bahwa menurut hasil survey di sebuah koran harian, pangsa pasar terbesar laundry kiloan adalah Mahasiswa dengan presentase sekitar 48 %, Pekerja 32 %, rumah tangga 16 %, dan lain – lain sebanyak 4 %. Pada umumnya, para Mahasiswa memilih jasa laundry dengan alasan “tidak memiliki waktu” untuk sekedar mencuci pakaian. Alsan inilah yang menjadikan bisnis laundry kiloan memiliki prospek yang cerah.
Di Yogyakarta, jasa laundry telah menjamur di setiap sudut kota. Bahkan, di pedesaan pun, bisnis laundry juga memiliki peminat yang lumayan banyak. Ada puluhan hingga ratusan bisnis laundry yang dikelola oleh warga setempat. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika di Yogyakarta, banyak sekali ditemui bisnis rumahan laundry. Selain sebagai kota pendidikan yang mayoritas penghuninya ialah anak kost dari berbagai kota Indonesia, Yogyakarta juga terkenal sebagi kota multikultur. Dua alasan inilah yang sangat cukup untuk menjadikan laundry berkembang pesat.
Mayoritas kaum pendatang tersebut (anak kost dari berbagai kota di Indonesia) lebih suka menggunakan jasa laundry daripada mencuci pakainnya sendiri. Tidak hanya Mahasiswa, para pekerja dan pegawai kantoran pun turut menggunakan jasa laundry. Dengan demikian, bisnis laundry memang sebagai jenis bisnis yang memiliki peluang prospek yang sangat cerah.
Saking bagusnya prospek bisnis laundry, sebuah situs internet berani menyatakan bahwa laundry kiloan menempati posisi kedua dalam jajaran bisnis dengan prospek terbaik di Yogyakarta. Kini, Yogyakarta pun menjadi pelopor bagi bisnis laundry yang telah dikembangkan di berbagai kota lainnya, seperti Bandung, Jakarta, dan Semarang. Boleh jadi, di kota – kota lainnya, bisnis laundry pun akan berkembang pesat seperti di Yogyakarta, seiring tuntutan gaya hidup dan kapitalistik pada era mendatang.
Sementara itu, di daerah sekitar kampus di kota Bandung, Jakarta, dan Semarang, bisnis laundry berkembang pesat. Bahkan, hampir tiap seratus meter, terdapat usaha laundry. Uniknya, meskipun sangat banyak pihak yang masuk pada bisnis ini, tiap usaha laundry memiliki pelanggan masing – masing, yang mungkin jumlahnya banyak. Sungguh, itulah fenomena yang menakjubkan.
Masbhukin Pradhana (2006), salah seorang owner laundry kiloan Jakarta, menyatakan bahwa dirinya pernah membaca di Majalah SWA 2005 tentang seorang Karyawan yang rela berhenti dari pekerjaannya hanya untuk menekuni bisnis laundry. Karyawan tersebut nekat keluar demi menggeluti bisnis laundry kiloan di Jakarta Selatan. Hal tersebut menunjukan sebagai bisnis rumahan lantaran prospeknya yang semakin hari semakin cerah.
Cobalah anda bayangkan, dalam sehari, sebuah usaha laundry bisa menerima orderan cukup lumayan, yaknbi sekitar 40 Kg atau 200 potong baju. Dengan rumus matematika sederhana, anda dapat memperkirakan jumlah keuntungan yang diperoleh dari orderan tersebut. Hasil yang cukup lumayan ini tampaknya membuat banyak orang tergiur untuk mendirikan bisnis serupa.
Alasan lainnya yang membuat bisnis laundry menjanjikan masa depan yang baik bagi para owner-nya adalah harga laundry kiloan lebih murah dibandingkan harga laundry per potong atau laundry dengan sistem dry clean. Harga yang relatif murah tersebut merupakan satu – satunya alasan bagi konsumen untuk menggunakan jasa laundry kiloan.
Di indonesia, kebanyakan jasa laundry berlokasi di ruko (rumah toko) atau rumah pribadi. Fasilitas yang ditawarkan banyak dan biasanya hampir sama antara satu jasa laundry dengan jasa laundry lainnya, yakni penggunaan setrika masa kini dan bermerek, melayani antar jemput pakaian menggunakan motor, menggunakan pewangi dan pengharum pakaian yang berkualitas, dan lain sebagainya.
Fasilitas – fasilitas tersebut termasuk salah satu cara atau tips untuk menarik simpati pelanggan. Biasanya, setelah mendapatkan pelanggan tetap, cara lain yang harus dilakukan adalah mempertahankan agar pelanggan tidak pindah ke jasa laundry lainnya. Inilah pekerjaan yang sulit. Oleh karena itu, sebisa mungkin anda mesti memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pelanggan anda.
Meskipun pelaku di bisnis laundry ini sudah merajalela, tetapi pangsa pasar tidak akan pernah habis. Sebab, target pasar dari bisnis ini adalah semua masyarakat, baik di sekitar tempat usaha ataupun di luar lokasai yang jauh. Oleh karena itu, gerai laundry pun terus bermunculan.
Bagi anda yang tertarik berbisnis laundry, anda tidak perlu khawatir, apalagi merasa pesimis. Meskipun anda akan memperoleh banyak pesaing di bisnis ini, tetapi itu tidak akan menjadi kendala. Sekali lagi, bisnis laundry sangat menjanjikan masa depan yang cerah. Sebanyak apapun usaha itu bermunculan, hal tersebut belum sebanding dengan jumlah penduduk yang akan menjadi konsumen anda. Oleh karena itu, mantapkan hati anda, kemudian pilihlah bisnis laundry sebagai usaha sampingan yang akan memberikan keuntungan besar bagi anda.
Semakin padat dan dinamisnya kinerja seseorang menuntut pengaturan waktu sebaik mungkin. Sedikit sekali orang memiliki kemampuan menyisihkan waktu, apalagi untuk hal – hal yang dianggap sepele tetapi berpengaruh besar, salah satu contohnya adalah mencuci pakaian.

Pendahuluan (1)


Usaha yang sudah tidak baru lagi ini sekarang telah menemukan pasarnya. Usaha yang dijalankan baik di rumah sendiri ataupun di ruang usaha ini mampu membuat sebagian masyarakat sekitarnya tergantung padanya. Hal ini terbukti dengan makin maraknya para pengusaha – pengusaha baru laundry, baik dengan sistem franchise maupun usaha sendiri. Dengan keadaan seperti ini maka tidak bisa dipungkiri bahwa kompetisi bisnis laundry ini sungguh ketat, sehingga pengusaha memerlukan berbagai upaya untuk tetap eksis dan maju serta tampil beda dibanding pengusaha lainnya.
Sebuah usaha tidak dapat berjalan baik sebelum sang pengusaha benar – benar memahami karakter usaha yang sedang dikelolanya. Karakteristik usaha laundry yang paling menonjol ialah bergantung pada fasilitas air, listrik, dan kualitas mesin cuci. Selain itu, jiwa kewirausahaan sang pengusaha juga perlu dibangun agar dapat membangun bisnis ini.
Sebuah usaha tidak harus diawali dengan investasi besar, baik berupa uang ataupun barang. Begitu dengan usaha laundry yang dapat anda jalankan dengan cara bekerja sama dengan waralaba laundry, atau yang sering disebut franchisor. Dengan franchisor, anda bisa menjalankan bisnis dengan manajemen yang sudah ditentukan oleh franchisor. Dengan demikian, anda tinggal menjalankan bisnis laundry.
Usaha ini tidak akan kehabisan konsumen karena kian hari, pengguna jasa laundry semakin bertambah banyak. Hal ini dibuktikan lagi bahwa semakin banyak berdirinya outlet – outlet laundry yang juga dijalankan oleh pengusaha – pengusaha pemula yang siap berkompetisi untuk mendapatkan banyak pelanggan dan menjadi penjual jasa laundry yang terbaik.

Peluang Bisnis Laundry


Usaha laundry ini, dari awal keberadaannya dengan sebutan binatu, telah memperlihatkan prospek yang bagus. Dalam bahasa modern saat ini, usaha pencucian baju lebih dikenal dengan istilah laundry & dry clean, pakaian dibersihkan menggunakan cairan kimia khusus yang bisa membersihkan dan merontokan kotoran di pakaian tanpa dicuci seperti biasa. Usaha jenis ini, yang dulu hanya dilakukan secara rumahan atau terdapat di hotel – hotel mewah untuk fasilitas tamu, mulai menjamur di tahun 1900-an, sejak dimulainya sistem franchise dari luar negeri.
Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir juga menjamur bisnis sejenis yang menggunakan waralaba lokal dan sistem agency yang bisa memberikan layanan dengan harga lebih terjangkau. Layanan ini, tadinya hanya diperuntukan bagi masyarakat kelas atas, tapi kini bisa dinikmati masyarakat kelas menengah ke bawah. Justru masuknya sebagian besar elemen masyarakat akan semakin mempermudah usaha ini dalam mendapatkan pelanggan. Namun, ada hal yang perlu diingat bahwa usaha ini hanya masih berlaku di area perkotaan dan yang terutama di kota pelajar. Sedangkan di area pedesaan, usaha ini rasanya akan kesulitan mendapatkan konsumen.
Di kota – kota besar, dapat kita prediksikan dengan menghitung populasi penduduk dengan latar belakang profesi dan kegiatan yang memungkinkan mereka tidak memiliki waktu banyak untuk mencuci pakaian. Sejenak, kita dapat mengkalkulasi dengan menyimak angka – angka semisal di kota Jakarta yang berpenduduk sekitar 8 juta atau kurang lebih 2 juta kepala keluarga, diprediksi hanya kurang daro 0,5 % yang terjamah jasa laundry kiloan. Pada 2007, ditengarai angkanya baru sedikit meningkat dibandingkan angka tahun sebelumnya yang diperkirakan sekitar 5.000 kepala keluarga.
Padahal, pergeseran gaya hidup serta tuntutan kebutuhan ekonomi meyebabkan sebagian besar penghuni Jakarta menjadi keluarga supersibuk. Hampir semua anggota keluarga, baik suami maupun istri dituntut memiliki mobilitas tinggi dan menghabiskan sebaian besar waktunya pada aktivitas di luar rumah. Hal itu tidak ayal menyebabkan beberapa urusan di dalam rumah kurang menjadi perhatian. Karena lelah selama seharian bekerja. Sesampai di rumah, yang terpikir adalah istirahat, bukan menyelesaikan pekerjaan rumah, apalagi mencuci pakaian. Sebab mencuci bukanlah termasuk pekerjaan yang ringan, terlebih bagi orang yang suka menumpuk dan menunggu pakaian hingga banyak, baru dicuci tentu membutuhkan banyak tenaga dan waktu.
Pekerjaan mencuci dan menyetrika baju, misalnya, kerap kali menjadi urusan yang merepotkan sehingga butuh bantuan orang lain. Apalagi, penampilan yang bersih dan trendy diperlukan untuk mendukung setiap kegiatan. Maka, tidak salah apabila laundry kiloan merupakan salah satu bisnis jasa yang pasti akan terus berkembang. Tidak hanya di Jakarta, di kota – kota besar lainnya pun, pasarnya cukup menggiurkan. Di Yogyakarta yang tercatat memiliki 300.000 Mahasiswa dan pelajar, konon bisa menghasilkan perputaran omzet tidak kurang dari 1,5 miliar rupiah per bulan. Dan, ini hanya dinikmati sekitar 300 usaha laundry.
Secara garis besar, saat ini berkembang dua jenis laundry berdasarkan jumlah pakaian per potong dan berdasarkan berat cucian atau laundry kiloan yang belakangan mulai marak. Sebelumnya, jenis laundry yang telah ada adalah laundry yang melayani paket besar dari instansi – instansi tertentu, seperti rumah sakit dan hotel. Akan tetapi, dengan metode laundry kiloan, maka para pelanggan tidak akan merasa enggan ke laundry hanya karena membawa pakaian dalam jumlah sedikit.
Bisnis laundry memang menggiurkan, akan tetapi memerlukan modal usaha dan tempat yang lumayan strategis. Usaha ini sangat cocok bila dijalankan di lingkungan kampus atau perkantoran, dimana para pelanggannya adalah orang – orang sibuk yang malas mencuci, apalagi menyetrika. Dari beberapa kriteria pelanggan yang ada di sekitar lokasi usaha bisnis tentu akan lebih baik jika harga juga disesuaikan dalam arti tidak menyamaratakan antara pekerja dan pelajar / mahasiswa. Dengan penetapan harga yang relatif lebih murah untuk mahasiswa, maka laundry kiloan jelas akan menjadi tujuan mahasiswa yang tidak ingin direpotkan dengan pekerjaan mencuci pakaian.
Selain mahasiswa, di kota juga terdapat banyak para wanita karier sehingga urusan dan pekerjaan rumah tidak termasuk agenda kerja rumah harian mereka. Laundry pun akhirnya menjadi pilihan untuk membersihkan pakaian kotor mereka.
Momen – momen dan realitas seperti itulah yang harus anda manfaatkan dengan sebaik – baiknya untuk memulai usaha bisnis. Adapun persoalan modal janganlah membuat nyali anda ciut untuk membuka usaha. Menurut pengalaman para pengusaha laundry yang sudah sukses, tidak jarang dari mereka yang pada awalnya hanya bermodalkan dana sebesar 2 hingga 3 juta, dari total dana seharusnya sebesar 10 hingga 15 juta. Ini menandakan bahwa berapa pun dana  yang anda miliki, anda bisa memulai usaha laundry, asalkan peralatan pokok pertama harus disediakan, seperti mesin cuci, setrika, dan timbangan. Ingat prinsip usaha anda adalah,”mulailah dengan apa yang anda miliki sekarang.” Jadi, apa adanya saja, tetapi tetap bergengsi, itu saja.
Dalam pelaksanaan usaha ini, ada satu langkah yang tidak boleh anda lewatkan sebagai syarat berhasilnya kelak usaha laundry, yaitu analisis. Analisis mencakup analisis lokasi, persediaan modal, dan manajemen keuangan. Selanjutnya ialah mengaplikasikan semua pemahaman dengan berpedoman pada prinsip – prinsip berikut :
1.     Mulailah dengan apa yang anda punya saat ini dan jangan berkecil hati. Yakinlah bahwa Tuhan pasti akan mengubah nasib orang yang gigih berusaha.
2.     Bangunlah jiwa sosial yang tinggi dengan mencari teman sebanyak – banyaknya, terutama teman yang memiliki kemampuan baik materi maupun ilmu dalam bidang usaha ini supaya dapat membantu anda.
3.     Mulailah dari yang kecil, baru yang besar. Raihlah yang mudah dan ada di sekitar anda, baru yang lain.

Sejarah Laundry


Sekarang ini, konsumen yang mendominasi usaha jasa laundry berasal dari kalangan Mahasiswa. Laundry Mahasiswa pertama kali muncul sekitar tahun 1998 di Yoyakarta. Laundry Mahasiswa yang bisa disebut perintis adalah Hanif Laundry di Wirobrajan dan IQ Laundry di Pogung. Bisnis ini mulai berkembang sekitar tahun 2002 – 2003. Saat itu, Hanif Laundry mencatat pelanggan tetap hingga 1.762 orang. Seiring dengan meluasnya kebiasaan Mahasiswa mencuci di Laundry, bisnis ini pun tumbuh seperti cendawan di musim hujan.
Kebiasaan mencuci di Laundry juga bisa menggambarkan perubahan gaya hidup di kalangan Mahasiswa yang merupakan anak kost. Ketika krisis ekonomi terjadi tahun 1997, Mahasiswa kost di Yogya dikenal sangat prihatin dan hemat. Jangankan untuk laundry, untuk makan sehari – hari saja mereka mengandalakan nasi angkringan atau nasi kucing. Seiring dengan membaiknya ekonomi nasional, kantong Mahasiswa pun kian meningkat sehingga bisa mengikuti gaya hidup. Selain laundry, mereka juga akrab dengan salon, kafe, dan klub.
Sementara di Jakarta, bisnis laundry dimulai dari Sungai Ciliwung. Sebagaimana artikel yang dimuat pada situs www.bangjabrix.wordpress.com, Sungai Ciliwung tidak selamanya menimbulkan penderitaan bagi penduduk Jakarta seperti terjadi pada masa sekarang ketika airnya menimbulkan banjir.
Dimasa lalu, Ciliwung memberikan banyak berkah bagi penduduk sekitar. Sungai ini, yang kini dijuluki Got Besar, sampai tahun 1960-an menjadi tempat ribuan penduduk untuk mandi, mencuci, mengambil wudhu, dan berbagai keperluan lainnya. Ribuan penduduk Jakarta, ketika sungai ini masih jernih dan lebat, menggantungkan kehidupannya darinya. Ada yang menjadi tukang perahu, pekerja eretan, dan tidak kurang banyaknya yang menjadi tukang binatu.
Untuk keperluan mencuci ini, pemerintah kolonial Belanda membangun tangga dari tembok, guna memudahkan warga bila ingin mandi ke sungai itu. Sementara itu kedua tepi sungai dibangun bandaran untuk meletakan pakaian.
Sampai akhir tahun 1950-an, masih banyak orang Betawi yang berprofesi sebagi tukang binatu, dari Jatinegara sampai ke daerah Jakarta Kota. Hingga ada nama jalan di Jakarta bernama Jalan petojo Binatu, Jakarta Pusat saking banyaknya orang yang berprofesi sebagai tukang binatu. Maklum ketika itu, rakyat umumnya belum mampu memelihara pembantu, kecuali orang – orang kaya di rumah – rumah gedung dan warga Belanda.
Di Kwitang, Jakarta Pusat, sampai awal 1960-an juga terdapat beberapa tukang binatu. Yang terkenal adalah Pak Acing, yang kala itu usianya sekitar 50 tahun dan bertubuh kekar. Sehabis shalat shubuh, Pak Acing sudah berendam di Ciliwung yang berdekatan dengan kediamannya. Tanpa merasa kedinginan, dia mencuci ratusan pakaian hingga pukul 09.00 pagi. Agar pakaian bersih, ia menggunakan bllauy pembersih berwarna biru yang kini sudah tidak ada lagi. Kala itu belum ada detergen seperti sekarang. Ia mencuci pakaian dengan sabun Tjap Tangan, sabun paling terkenal ketika itu. Setelah berendam dan membanting tenaga selama tiga atau empat jam di Ciliwung, Pak Acing, dibantu putranya, menjemur pakaian – pakaian yang telah dicucinya. Kala itu, di Jakarta banyak terdapat lapangan hingga tidak ada masalah untuk menjemur pakaian dalam jumlah besar.
Setelah beristirahat dan shalat dzuhur, tibalah melakukan pekerjaan yang lebih berat lagi. Dia mulai menyetrika pakaian – pakaian yang telah kering itu. Bukan menggunakan setrika listrik seperti sekarang, melainkan menggunakan setrika arang. Sambil memercikan air di pakaian, supaya licin, baju yang akan disetrika diberi tajin. Supaya bersih, baju diklentang dengan buah mengkudu. Yang menarik, pada pembuka dan penutup setrika untuk memasukan arang, terdapat lambang ayam jago yang sekarang ini mungkin sudah menjadi barang antik. Bahkan, artis Krisna Mukti menjadikannya sebagai koleksinya. Kembali pada Pak Acing, dia baru dapat menyelesaikan pekerjaannya menjelang maghrib. Keesokan harinya, rutinitas semacam itu terus dilakukan tanpa mengenal hari libur.